Apa yang kau cari dalam hidup? Tidakkah cukup, waktu dan pagi yang Tuhan berikan setiap hari? Yang mengingatkanmu tentang arti bersyukur. Bahwa kita, diberi hidup hingga detik ini. Lalu datang angkuh suatu kali. Mengetuk hati dan mengajakmu ikut serta. Kau katakan, dunia terlalu kecil saat ini. Kau bilang ingin pergi, menemui mimpi sebenarnya di luar sana. Mimpi untuk bersamanya. Yang merebut langkahmu, meninggalkan jejak di halaman rumah. Jika sudah begitu, apa masih pantas ku sebut sebagai "Rumah"? Rumah yang selama ini aku anggap tempat kembalinya semua ketenangan, ketika di luar sana tak cukup membuatku tenang. Menyisakan aroma dan kenangan.
Yang kuhafal. Yang kuingat. Suatu kali, sedih juga datang. Mengatakan padamu, bahwa aku diam di balik pintu. Tak lagi tersenyum sejak kepergianmu. Kemana kau? Dimana kau? Mungkin sedih meyampaikan suara padamu lewat udara yang bergetar di antara celah pohon. Lewat gemersik daun. Terdengar kah? Kau mengetuk jendela kala itu. Daun pintu telah usang dan rapuh. Tak ada pagi, tak ada siang, tak ada malam. Rumah adalah ruang kosong ketika langkahmu sampai. Mungkin kau bertanya. Kemana aku? Dimana aku? Suatu hari aku bersemayam. Di batu nisan kamu menangis haru. Mungkin aku sudah pergi kala itu. Atau bisa jadi, aku terlalu lama menanti. Dan cinta, menjadi kenangan saja..
No comments:
Post a Comment