Dalam surat ini kusampaikan beberapa hal yang semestinya kamu ketahui, tentang segala cinta dan rindu yang beranak-pinak dalam hati. Jarak kita terpisah milyaran langkah, segala sarana aku gunakan untuk melampiaskan rindu namun percuma, tak ada yang menandingi betapa besar makna sebuah hadir. Kalah telak sudah pasti, namun aku selalu mengingat ada kita yang ku letakkan tinggi, bahkan ego sengaja ku biarkan mati.
Untukmu surat ini berlabuh bersama rindu dan cinta yang utuh. Bagaimana kabarmu di sana? Masihkah segala tentangku jadi yang utama? Di sini keadaanku masih sama, masih mengingatmu dalam setiap langkah, dalam setiap doa-doa yang membujuk semesta. Ada kejujuran yang perlu aku ungkapkan, bahwa segala rindu dan cinta ini masih bermuara padamu. Segalanya kembali berputar pada satu simpul yang sama, tentang bagaimana kita melewati segalanya berdua, tentang jarak yang berada di antara, tentang kita yang berusaha menjaga kita. Lewat pertemuan-pertemuan sedikit namun kita manfaatkan dengan khidmat. Maaf karena cintaku mengenal peringkat, karena bagiku ada yang lebih utama dari aku atau kamu. Aku selalu sadar, kita adalah apa yang aku jadikan utama, tepat di atas kamu.
Setelah surat ini aku selesaikan, aku akan melipatnya, membentuk pesawat kertas untuk kemudian aku terbangkan. Entahlah, aku tidak tahu bagaimana caranya menyampaikan rindu dengan segera, mungkin hanya angin yang bisa. Jika suratku ini tidak tiba, maka semoga ada angin yang menyampaikannya padamu karena iba. Semoga hal ini kamu sadari, bahwa ada rindu yang dimulai tanpa tahu caranya untuk selesai..
No comments:
Post a Comment